Pengalaman Berkunjung Ke Situs Pemakaman Goa Londa di Tanah Toraja

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelum sebelumnya selama saya melakukan perjalanan ke tanah Toraja. Salah satu tempat yang saya kunjungi yaitu situs pemakaman goa londa yang terletak di desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalangi, berbatasan antara daerah Makale dan Rantepao dan berjarak kurang lebih 7 kilometer di sebelah selatan kota Makale. Untuk Anda yang melakukan perjalanan dari kota Makassar, maka kurang lebih lebih membutuhkan waktu 6 jam.

Memasuki kawasan tersebut, pengujung akan disambut sebuah gapura klasik, pada sisi-sisinya dipenuhi ukiran khas Toraja, dan pada bagian sentralnya terdapat patung kepala kerbau dengan tanduknya yang menjuntai. Londa merupakan sebuah kawasan pemakaman kubur batu atau tempat menyimpan mayat yang diperuntukkan khusus bagi leluhur Toraja dan keturunannya.

Londa adalah salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi para wisatawan. Di dalam gua ini terdapat ratusan tengkorak dan ribuan tulang belulang yang sebagian sudah berumur ratusan tahun. Terdapat juga peti-peti mati yang masih baru. Walaupun demikian, udara di dalam gua terasa sejuk dan tidak berbau.

Goa Londa adalah kuburan pada sisi batu karang terjal, salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat/erong diatur dan dikelompokkan berdasarkan garis keluarga. Di sisi lain, daripuluhan tau-tau berjejer di depan liang kubur.

Londa memiliki dua gua yang dapat dimasuki oleh pengunjung. Menurut guide setempat bahwa dua gua ini sebenarnya saling berhubungan, tetapi pengunjung harus setengah merayap. Panjang gua ini sekitar 1.000 meter. Konon jauh sebelum masuknya agama Islam dan Kristen, di Tana Toraja sudah terdapat kepercayaan warisan nenek moyang yang disebut Aluk Todolo atau Alukta. Kepercayaan inilah yang kemudian menjadi landasan berbagai ritual adat dan tradisi masyarakat Toraja.

Alukta pada dasarnya tidak mengharuskan penyimpanan mayat, namun lebih kepada kewajiban segera melaksanakan upacara pemakaman sebagai pelaksanaan aluk to mate (memperlakukan orang yang telah mati). Karena semakin cepat jenazah dimakamkan, akan semakin banyak kesempatan untuk melaksanakan upacara pemberkatan lainnya.

Kisah Romeo-Juliet

Gua Londa memiliki kisah romantik Romeo-Juliet versiToraja. Dikisahkan, ada sepasang kekasih yang dilarang berhubungan lebih lanjut dan kemudian bunuh diri. Kisah bunuh diri mereka ada dua versi. Versi pertama mengatakan mereka terjun dari tebing, tapi ada yang mengatakan mereka menggantung diri. Di gua Londa, tulang belulang sepasang kekasih ini diletakkan berdekatan.

Di atas pintu masuk goa di Londa terdapat patung-patung orang yang jenazahnya diletakkan di dalam goa. Patung-patung itu disebut tau-tau dalam bahasaToraja. Tau-tau adalah patung miniature dari jenazah yang dikuburkan di dalam gua. Hanya kalangan yang memiliki strata social tinggi yang dibuat patung miniaturnya. Tau-tau yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun ini rawan pencurian mengingat harganya tinggi karena nilai seni dan budayanya.

Dalam waktu tertentu, masyarakat Toraja datang ke Goa Londa untuk ziarah ke makam para leluhur mereka. Ketika berada di dalam goa, mereka tak hanya berdoa, melainkan juga mempersembahkan sesaji, seperti sirih, pinang, serta aneka bunga. Seringkali, mereka membawa sesaji yang diyakini sebagai kesukaan dari sang mendiang, seperti rokok, sepiring makanan, serta sebotol air putih.

Tiket masuk untuk wisatawan local Rp. 10.000 dan Rp. 20.000 untuk wisatawan asing. Jika pengunjung ingin masuk kedalam goa, maka dapat menyewa lampu petromaks bersama dengan pemandu lokal yang siap menemani dan memberikan penjelasan dengan membayar Rp 25.000,- Para pemandu ini biasanya masih mempunyai hubungan keluarga dengan jazad orang-orang yang diletakkan di dalam gua, sehingga mereka dapat menjelaskan kisah-kisah yang terkait dengan jenazah di tempat itu.

Sumber : tourtoraja.com &.indonesiakaya.com




No comments:

Post a Comment

Komennya yang baik dan sopan ya Bro....!!!

Pages