Perjelanan Singkat ke Kete Kesu, Desa Wisata di Toraja

Kalau pelesir ke Tana Toraja, belum lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke desa adat yang menyimpan banyak cerita dan sejarah. Salah satu desa yang wajib dikunjungi adalah Kete Kesu, yang di dalamnya berdiri rumah adat serta makam kuno berusia ratusan tahun.

Di Tana Toraja, ada satu desa wisata yang dikenal akan adat dan kehidupan tradisionalnya. Tak hanya itu, di desa wisata Kete Kesu juga terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu berusia ratusan tahun, loh.

Desa Kete Kesu berada di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Saat saya dan teman memulai perjalanan ke kete kesu diawali dari Tirotiku (postingan sebelumnya). Untuk bisa mencapai desa ini, kita harus melakukan perjalanan darat sejauh 5 km kurang lebih 45 menit dari pusat kota Rantepao, atau 14 km dari Kota Makale.

Sepanjang perjalanan, mata kita akan disambut hijaunya hamparan sawah yang membentang luas. Selain itu, banyak perbukitan hijau yang dijamin menyejukkan mata, walaupun di hari yang terik dengan paparan sinar Matahari.

Barisan Rapi Rumah Tongkonan

Nah, kalau sudah sampai Desa Kete Kesu, kita bisa langsung melihat barisan rumah adat Tongkonan yang berusia lebih dari 300 tahun. Rumah-rumah Tongkonan dibangun berjejer dengan rapi menghadap ke lumbung padi yang ada di sisi timur.

Rumah Tongkonan seluruhnya dihiasi ukiran cantik serta tanduk kerbau yang melambangkan status sang pemilik rumah. Semakin banyak dan tinggi tanduk kerbau yang terpasang, berarti semakin tinggi pula status sosial pemilik rumah. Sebab harga tanduk kerbau di sana sangatlah mahal. Bahkan mencapai ratusan juta Rupiah.

Kerbau sendiri dianggap sebagai hewan sakral di sana. Warga percaya jika menyembelih kerbau, arwah leluhur yang telah meninggal dunia bisa sampai di akhirat dengan lebih cepat. Karena kerbau yang mengantar mereka selama dalam perjalanan ghaib tersebut. Makanya, semua warga di Toraja selalu berjuang keras mengumpulkan uang untuk membeli dan menyembelih kerbau setiap ada anggota keluarganya yang meninggal dunia. (Sumber https://pesona.travel)

Fakta Unik tentang Kete Kesu, Destinasi Sakral Tana Toraja

Tingkah kurang sopan remaja yang berkunjung ke Kete Kesu, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, sedang viral dan banyak mendapatkan ribuan hujatan. Foto dengan pose seolah mengolok tengkorak yang ada di wisata tersebut dianggap sangat gak etis dan melanggar aturan adat.

Hal ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Di berbagai lokasi bersejarah di dunia maupun dark tourism, akan selalu ada saja tingkah konyol wisatawan yang bikin geleng-geleng kepala. Kasus ini tentu membuat kita bertanya-tanya, apa itu Kete Kesu dan seberapa sakral desa yang dikunjungi puluhan ribu wisatawan setiap tahunnya?

Berikut ini tujuh fakta seputar Kete Kesu yang wajib kamu pahami sebelum memutuskan untuk pelesir ke sana.

1. Kete Kesu menyimpan sejarah keberadaan masyarakat Tana Toraja

Berada di desa Bonaran, sekitar lima kilometer dari pusat kota Rantepao, akses menuju desa ini cukup butuh perjuangan dengan jalan beraspal yang gak begitu luas. Sepanjang jalan menuju kawasan adat, kamu bakal disuguhkan pemandangan asri persawahan dan alang-alang.

Di desa ini diyakini menjadi salah satu tempat saksi sejarah awal mula keberadaan masyarakat Tana Toraja. Kete Kesu telah dihuni para leluhur yang terbukti dengan keberadaan pahatan, serta peninggalan jejak kearifan lokal sebagai bukti adanya peradaban ratusan tahun silam.

2. Tidak sekedar lokasi wisata, Kete Kesu makam para bangsawan

Pahatan dinding batu Kete Kesu begitu penuh makna. Jika kamu memerhatikan dindingnya, terdapat beberapa makam khusus yang diletakkan di posisi paling tinggi. Itu merupakan makam para bangsawan Tana Toraja. Foto beberapa tetua dan cendekiawan juga dapat dilihat di sepanjang jalan menuju makam goa.

3. Menyimpan peninggalan bersejarah

Kete Kesu menghadirkan sisa-sisa peninggalan bersejarah yang berumur ratusan tahun, mulai dari rumah adat (Tongkonan), ukiran dinding, artefak hingga makam orang-orang penting di masa lalu. Terdapat 6 Tongkonan dengan 12 lumbung padi yang berusia 300 tahun, makam goa, dan makam tebing  berusia 500 tahun. Salah satu pemakaman tertua di dunia ada di lokasi wisata ini, lho.

4. Lokasi sakral berlangsung upacara adat

Memasuki lokasi Kete Kesu, kamu akan menjumpai beberapa makam di bukit dan tulang belulang di beberapa lokasi tertentu. Di hari khusus antara bulan Juni dan Desember, masyarakat Toraja akan berkumpul Kete Kesu untuk melaksanakan upacara adat penghargaan kepada leluhur dan pemakaman Rambu Solo.

5. Masuk daftar cagar budaya UNESCO

Sebagai orang Indonesia, kita harus bangga bahwa dunia melalui UNESCO mengakui keberadaan Kete Kesu sebagai cagar budaya warisan dunia. Gak cuma orang Toraja atau Indonesia, penobatan UNESCO ini juga berarti masyarakat dunia memiliki peran dan tanggung jawab bersama menjaga warisan yang ada di Kete Kesu.

6. Turis yang datang harus menjaga sopan santun layaknya berziarah ke makam leluhur

Dibuka sebagai lokasi wisata, bukan berarti kamu bisa bersenang-senang, layaknya di pantai saat berada di Kete Kesu. Memang gak ada aturan tertulis sih, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya dan merasa sedang berada di taman bermain. 

Namun, kamu tetap harus menjaga sikap kalau ke lokasi ini. Apa pun itu, Kete Kesu sangat berarti bagi masyarakat Toraja. Lokasi ini adalah pemakaman para leluhur mereka. Jadi, sebaiknya kamu berpose sewajarnya ya. Kamu gak ingin liburan bahagiamu di Kete Kesu berakhir dengan kemalangan, kan?

7. Hukuman adat bagi mereka yang melanggar aturan

Kalau kamu masih nekad untuk melakukan hal "gila" di Kete' Kesu, bersiaplah kena masalah besar. Gak cuma berurusan dengan polisi, kamu langsung memperoleh peringatan adat dari tokoh masyarakat.

Hukum adat bervariasi, tergantung pelanggarannya. Mulai dari denda berupa persembahan hewan sembelih, hingga pelayanan adat dan penahanan. ( Sumber https://www.idntimes.com)

No comments:

Post a Comment

Komennya yang baik dan sopan ya Bro....!!!

Pages