Indahnya Wasuponda Dari Ketinggian

Traveling mendaki gunung memang adalah candu bagi mereka yang memiliki hobi berpetualang. Setidaknya itulah yang saya rasakan setiap kali mendaki gunung. Kabut, hutan-hutan, suara gemericik air, burung-burung, matahari, dan kawan perjalanan mungkin memang telah merasuki relung-relung hati terdalam. (So Puitis ?)

Menikmati indahnya malam dan kabut di pagi hari diatas bukit kembar Wasupoda adalah rencana dadakan oleh teman teman. Pada hari itu kalau tidak salah hari Sabtu, salah seorang teman orang asli Wasuponda menelfon mengajak saya untuk naik di bukit kembar yang ada di daerah Wasuponda Luwu Timur.

Tanpa pikir panjang saya mengajak siapa siapa yang mau ikut. Setelah  saling mengajak, maka berkumpullah 6 orang. 3 orang cewek 3 cowok tapi kami bukan pasang pasangan ya? Tepat pukul 16:00 setelah perlengkapan terkumpul kami berlima berangkat dari Pabeta ke wasuponda satu teman yang ada di wasuponda sudah menyiapkan tenda dan kayu bakar diatasi bukit. 

Tepat pukul 17:30 kami tiba di wasuponda. Sebelum memulai pendakian kami singgah di toko makanan untuk membeli sebagai tambahan kebutuhan kami diatas bukit. Setelah semua bahan dibeli maka kami berlima siap untuk naik diatas bukit. Sebetulnya Jalur yang kami lalui untuk sampai diatas bukit bukanlah  jalur yang sulit karena kendaraan bisa sampai ditempat kami memasang ?


Tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba diatasi bukit. Sekitar pukul 18:00 kami sudah tiba dan melihat tenda dan kayu bakar sudah siap para wanita sibuk memasukan barang dan mengeluarkan bahan makanan dari carrelnya masing masing. Sedangkan para lelaki sibuk menyalakan api karena malam sudah mulai menutupi siang. 

Malam yang begitu indah diatas bukit kembar wasuponda bercengkrama dan tertawa bebas, minum kopi hangat dan ditemani alunan musik gitar sambil memandangi dari kejauhan kota wasuponda dari ketinggian sungguh hal yang sangat luar biasa.

Setelah jarum jam menunjukan pukul 1 dinihari kayu bakar yang kami siapakan habis terpaksa mau tidak mau kami para lelaki sibuk mencari kayu bakar tidak sulit untuk mencarinya karena di bukit kembar banyak kayu mati bisa di jadikan kayu bakar. Wakru terus berjalan kini jam menunjukan pukul 4 subuh sebagian teman sudah tertidur dengan pulasnya dan sebagian masih asyik main gitar menunggu datangnya fajar menyingsing. 


Sang fajar subuh telah menampakkan wajahnya pemandangan yang tidak bisa dibohongi oleh indera penglihatan memang sungguh menakjubkan pagi hari diatasi bukit kembar wasuponda kota wasuponda di kelilingi kabut tebal. Para wanita sibuk dengan pose berfoto masing masing sedangkan kami para lelaki sibuk menyalakan api untuk menghangatkan tubuh sekaligus menikmati hangatnya kopi pagi.

Tepatnya pukul 8 lewat setelah sarapan dan sudah capek mengambil foto, kami berenam siap siap untuk turun bukit. Tenda dan semua peralatan sudah di packing kedalam tas dan siap untuk pulang. Itulah pengalaman pertama saya menjajaki kaki di bukit kembar wasuponda. Semoga di lain waktu saya bisa kesini lagi.

No comments:

Post a Comment

Komennya yang baik dan sopan ya Bro....!!!

Pages