Ada Cerita Dari Puncak Talung


CATATANQ - Ini adalah perjalanan perdana Admin ke Lembah Ramma, sebuah lembah di Gunung Bawakaraeng, yang terletak di kab. Gowa-Sulsel. Rencana ke lembah ramma berawal dari kemauan dan desakan salah satu teman. Kitapun langsung berdiskusi dan diputuskan tanggal 23 April 2017 akan jalan. Kami juga mencoba mengajak teman-teman lain yang mau ikut. Hasilnya setelah terkumpul 7 orang saya dan ada satu teman lagi yang baru pertama kali ke ramma. Seorang senior dipercayakan untuk mengatur semua persiapan dan perlengkapan dengan dalil sebagai orang yang sudah pernah menginjakan kaki disana.

Saat mendekati harinya saya berlima dengan senior star Gowa-Sulsel karena kedua teman sudah ada di kaki gunung menunggu. Jam 17;00 kami berlima mulai berangkat dari makassar menuju Lembana, di Malino-Gowa. Lembana adalah sebuah perkampungan dikaki Gunung Bawakaraeng. Disanalah biasanya jadi basecamp para pendaki yang hendak ke bawakaraeng. Perjalanan yang diharapkan berjalan mulus tidak berjalan dengan mulus karena salah satu motor teman kami mengalami masalah yang serius yang tidak bisa jalan sehingga memaksa senior untuk tonda motor untungnya motor rusak sudah dekat dari Malino pukul 20;00 Alhamdulillah kami tiba di Malino. kamipun beristrahat sejenak.

Pukul 20;30 kami lanjutkan perjalanan dan 20 menit kemudian tiba di Lembana. kami berlima langsung menuju ke rumah Tata Rasi untuk memarkirkan motor. Disana masyarakatnya sangat ramah dan rumah Tata Rasi sudah tidak asing lagi di telinga para pendaki. 

Titik awal Pendakian

Ketika perjalanan menuju hutan pinus, kami sempat bingung karna ada beberapa jalur dan harus melewati perkebunan sayur milik penduduk. Hawa dingin saya mulai meraskan walaupun pakaian yang admin pakai cukup tebal. Kami bejalan terus sambil mengisap rokok. Sesampai dihutan pinus, kami bertemu dengan 2 orang teman jadinya kami berjumlah 7 orang. kami bersitrahat sejenak dan lalu berdoa untuk memulai perjalanan malam yang cukup dingin. 

Disinilah titik awal pendakiannya. kami memulai perjalanan menuju posko 1 bawakaraeng dengan melewati hutan pinus dan sedikit mendaki. dalam perjalanan kami sempat beristirahat dan bertemu beberapa pendaki yang hendak ke puncak bawakaraeng. setiba di posko 1 kami langsung mengambil jalur ke ramma. disini juga kita akan temui percabangan menuju puncak bawakaraeng.

Setelah beberapa menit berjalan kamipun tiba di sungai 1. kami berfoto dan melanjutkan perjalan menuju sungai 2. Saat meninggalkan sungai 2, kini tiba saatnya admin yang membawa tas carrel yang berukuran 40 Liter sampai di sungai 3. Perjalanan harus melewati penurunan dan pendakian yang cukup terjal. Oh Tuhan beginikah rasanya mendaki gunung tengah malam gumam saya dalam hati.

Tiba di sungai 4 jam 03.45 kami istirahat sejenak sambil makan karena mulai malam kami belum makan sama sekali. Setelah makan kami mengisi semua perlengkapan air minum karena di talung tidak ada sumber air. Pukul 04.45 kami baru tiba di puncak talung kami menyaksikan kerlap-kerlip lampu kota Makassar dari ketinggian 1675 mdpl.  Sungguh pemandangan yang cukup langkah. Saya memilih untuk tidak mengambil gambar, karna keindahan tanpa gambar selalu menyisakan rindu untuk dikunjungi lagi.

Setelah tiba kami sempat saling bercanda ria. Inilah manfaat mendaki bersam teman, selain bisa saling menyemangati dan menghibur. Waktu sudah menunjukan jam 05.00 dan rasa kantuk mulai bertandang. Setelah beberapa saat kami langsung mendirikan tenda untuk ditempati tidur sebelumnya sangat susah menemukan tempat tidur karena banyak tenda-tenda yang berdiri dari pendaki yang lain selain itu banyak kotoran sapi. Namun akhirnya kami menemukan juga tempat yang strategis walaupun tidak terlalu datar. Pukul 05.20 kami masuk tenda untuk melanjutkan tidur dengan barharap bisa memimpikan bidadari dari puncak Talung.

Ini adalah rekor tidur tercepat saya. Mungkin karna udara yang begitu dingin atau karna kecapean setelah seharian menempuh perjalanan jauh, atau mungkin juga dua-duanya. Entahlah yang mana, tapi yang pastinya subuh itu kami semua sepakat untuk langsung tidur. Sangat berbeda dengan keadaan kami di Makassar yang mampu bertahan untuk begadang hingga pagi hari.     

Jam 06.30 saya terbangun karna mendengar suara ribut di luar tenda. Dalam benak saya apasih yang ditertawakan para cewek-cewek diluar sana saya bangun dan melihat sungguh pemandangan yang sangat... sangat... sangat luar biasa ternayata tempat kami memasang tenda paling dekat dari tebing talung. Tidak lama kemudian teman-teman saya yang lain bangun dan mempersiapkan air panas untuk minuman kami pagi yang indah diatas puncak talung. Sementara yang lain sibuk untuk mengabadikan moment dengan berfoto ria dan ada juga yang berselfie ria. 





Pagi itu terasa sangat dingin sementara langit begitu cerah. Setelah menikmati kopi susu pagi tiba-tiba datang seorang cewek yang tendanya dekat dengan tenda kami katanya mau minta tolong untuk dipanaskan air dan senior kami langsung merespon cepat tidak tahu apakah karena memang ingin menolong atau karena cewek yang datang orangnya cukup manis. 


Hehehe... dasar senior. Sambil bercerita yang tidak karuan, tiba-tiba salah seorang teman katanya ingin buang air dan ternayata yang lain juga ikut angkat bicara katanya pengen juga buang air betul-betul kompak.

Akhirnya beberapa teman mengusulkan untuk turun buang hajat dilembah Ramma. Untuk kesana, ada tiga jalur yang biasa dilewati, jalur pertama medannya cukup terjal dan biasa ditempuh oleh mereka yang sudah berpengalaman. jalur kedua, tidak terlalu terjal. jalur ini biasa saya lewati. jalur ketiga adalah jalur paling aman, tapi cukup panjang. 




Saya tidak ikut turun karena memang saya tidak ingin buang air. Saya menghabiskan waktu dengan melihat pemandangan diatas puncak sambil bercerita panjang bersama senior dan juga tentunya dengan berfoto-foto ria. Sudah lama mereka tidak juga naik akhirnya saya memutuskan untuk turun melihat mereka bersama salah seorang teman saya dan memang pemandangan lembah ramma sangat indah. Setelah buang air dan berfoto kami isi perlengkapan air untu persiapan makan siang dan minum kami diatas puncak. 

Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 namun udara diatas puncak masih terasa sangat dingin. Setelah makan siang, matahari semakin jauh meninggalkan bukit, Pukul 13.30 kami bergegas untuk packing dan selanjutnya berjalan pulang. kamipun sempatkan berfoto dengan meminta bantuan pada oraang-orang yang lewat. Perjalan kali ini cukup menantang, sebab kita harus menepaki medan dengan kemiringan hampir 90 derajat.


Dalam perjalanan pulang ternayata langit tidak bersahabat dan menurukan hujannya. Walupun hujan, itu tidak menghalangi kami untuk melanjutkan perjalanan pulang. Ditengah perjalanan sepertinya kami sedikit tersesat dan tidak menemukan jalan yang benar. Kami terus jalan sambil memperhatikan tanda dan perjalanan ini benar benar menurun dan senior menyarankan untuk hati hati apalagi teman yang hanya memakai sandal jepit. 


Pukul 16:45 kami sudah tiba di rumah salah satu penduduk Malino namun cukup jauh dari rumah Tata Rasi. Untuk mencapai tempat parkiran motor kami harus menyewa mobil. Pukul 18.00 kami baru tiba di kota Malino.Saya dan berempat teman naik motor untuk mengambil motor yang diparkir dirumah Tata Rasi teman dua teman yang bergandengan sudah didepan dan saya teman yang satu masih dibelakang disinilah tiba-tiba kecelakan menimpa saya dan teman kami jatuh dari motor saya tidak terlalu parah namun teman yang satunya cukup parah hingga tidak bisa berjalan.

Pukul 18.30 akhirnya saya mengantar teman kerumah keluarganya yang ada di Malino. Disini saya cukup lama sempat makan malam dirumah keluarga teman tersebut. Hingga akhirnya datang teman yang satunya untuk melihat dan memberitahukan untuk ditemani pergi ambil motor lagi durmah Daeng Tata Rasi. Pukul 21.00 saya dan teman yang lain sudah kembali dari mengambil motor kami memutuskan untuk tinggal bermalam di Malino rumah keluarga dari salah satu teman kami.

Jam 07.00 kami bangun dan bersia untuk pulang. Disini lagi kendala yang kami hadapi. Motor teman yang rusak sebelumnya kami harus tonda sampai kota Makassar. Inilah perjalanan pertama Admin dalam pendakian puncak Talung. Sekian dulu  Disana teman-teman sudah menunggu cerita perjalanan kami denga wajah polosnya. ah, capek ini terasa hilang ketika bercerita tentang itu. Siang itu, saya pulang ke kontrakan dengan membawa impian akan kembali bertamu di puncak-puncak yang lain.

No comments:

Post a Comment

Komennya yang baik dan sopan ya Bro....!!!

Pages