Awal menulis artikel ini sepertinya hati ane tu sakit banget bukan sakit seperti habis diputusin pacar sampai galaunya minta ampun. Sedikit curhat mungkin yaa... Ane akui jika ane tu orangnya ngga suka dibercandain berlebih bisa-bisa ane tersinggung dan menimbulkan kebencian. Biasanya kita berteman dan saling membantu namun saat ucapan itu keluar dari mulutmu rasanya hati ini sakit banget friend.
Berhubung artikel ini membicarakan masalah bahaya lisan yang menyakiti hati maka Ente harus tahu jika lisan itu menimbulkan dua bencana besar. Pertama: diam terhadap kebenaran (setan bisu).“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka rubahlaha dengan lisannya…”. Kedua: bicara yang bathil (setan bicara).
Kejahatan lisan bermacam-macam bentuknya
Ghibah. "Engkau membicarakan saudaramu tentang hal yang dia benci. Jika benar ada padanya maka engkau telah ghibah…" (HR. Muslim). Ghibah termasuk dosa besar yang tak diampuni Allah sebelum dimaafkan oleh orang ybs. Ketika mi’raj, Rasul melihat kaum yang berkuku tembaga mencakar wajah dan dada mereka. Jibril mengatakan: “Mereka telah memakan daging orang dan mencela kehormatan orang”.
Di masa Rasulullah saw ada 2 wanita yang hampir pingsan karena puasa Ramadhan. Ketika ditanyakan tentang kebolehan membatalkan puasa, beliau malah memberi mangkok dan memerintahkan untuk memuntahkan apa yang telah mereka makan ke dalam mangkok. Mereka memuntahkan darah segar dan daging lunak hingga mangkok penuh. Mereka membatalkan puasa dengan melakukan larangan Alloh, yaitu bergunjing”.
Fitnah (membicarakan aib orang tetapi tidak ada faktanya), dosanya lebih keji daripada membunuh (QS Al-Baqoroh:217).
Naminah/adu domba (menyebarkan ucapan satu kaum kepada kaum yang lain untuk merusak keduanya). "Tidak akan masuk surga orang yang mengadu domba” (HR Bukhari)
Mengutuk/melaknat. “Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya” (HR Bukhari). Ucapan laknat bisa kembali kepada orang yang mengucapkannya”.
Mencela/mencaci Maki. “Janganlah kalian mencaci orang-orang yang telah meninggal karena mereka telah menemui (balasan dari) perbuatan mereka.” (HR Bukhari).” ” Para sahabat bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri? Jawab Nabi: “Dia mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”(HR Ahmad). “Jika ada orang yang mencela kekuranganmu, jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada padamu. Janganlah kamu mencaci maki siapapun” (HR Ahmad.)
Jangan Balas Orang yang Menyakiti Ente! Ini Alasannya
Mengutip ucapan Henry James, "Tiga hal penting dalam hidup: jadilah orang baik, jadilah orang baik, dan jadilah orang baik." Womanitely melansir enam alasan mengapa Ente tak usah membalas perlakuan orang yang menyakiti Ente:
1. Menunjukkan Ente orang yang baik
Tanpa perlu bersusah payah show off di depan publik, hanya dengan tidak membalas orang yang telah menyakiti, itu membuktikan Ente pribadi yang baik dan cerdas. Orang di sekitar akan menilai sosok cerdas dan kuat yang dapat menghadapi situasi sulit. Tetaplah bersikap baik kepada mereka yang berkali-kali menyakiti hati Ente dan biarkan sikap Ente ini menginspirasi orang lain.
2. Melembutkan sikap
Alasan lain untuk lebih ramah terhadap orang yang menyakiti Ente adalah karena dapat melunakkan sikap Ente terhadap mereka. Tentu, Ente dapat merespons buruk terhadap mereka, tapi ini hanya akan membuat situasi semakin buruk. Bersikap ramah adalah cara cerdas untuk menanggapi mereka. Dengan cara ini, Ente akan mengurangi kebencian terhadap mereka. Sebenarnya, kasihan lho orang yang menyakiti Ente karena mereka sengsara akibat hatinya penuh kebencian.
3. Terhindar dari rasa bersalah
Jika Ente bersikap baik kepada orang-orang yang telah menyakiti, Ente tidak akan sengsara karena memendam perasaan bersalah. Berlaku kasar terhadap mereka akan menimbulkan dua hal, sengsara karena mereka telah menyakiti Ente dan Ente merasa bersalah karena bersikap kasar kepada mereka. Cara terbaik untuk menanggapi mereka adalah dengan tersenyum dan bersikap baik.
4. Merasa diri Ente orang baik
Saat Ente ramah terhadap mereka yang telah menyakiti, Ente akan merasa diri Ente orang baik, sekaligus menyadari bahwa Ente lebih baik daripada orang itu. Ingat, perilaku kasar tidak akan membuat perasaan Ente lebih baik. Beri contoh kepada orang lain dengan bersikap ramah terhadap orang-orang yang telah menyakiti Ente, dan lihatlah semua orang akan menghargai Ente.
5. "Bunuh" mereka dengan kebaikan Ente
Rasanya puas jika bisa membalas perlakuan orang yang telah menyakiti. Tapi ada cara yang lebih manjur untuk "membunuh" orang yang pernah menyakiti Ente, yaitu dengan menebar kebaikan daripada balik menyakiti mereka. Bukan tak mungkin, kebaikan Ente akan membuat mereka mengakui kesalahan dan meminta maaf. Bahkan jika mereka tidak mengakui kesalahan, kebaikan Ente akan membuat mereka "gila" dan mereka akan meninggalkan Ente karena malu. Hindari berkomunikasi dengan mereka. Kelilingi diri Ente dengan orang baik dan positif yang membuat Ente bahagia.
6. Mengubah perilaku kasar mereka terhadap Ente
Bersikap ramah terhadap orang-orang yang telah menyakiti Ente bisa mengubah perilaku kasar mereka terhadap Ente. Kebaikan Ente mungkin membuat mereka mempertimbangkan kembali tindakan mereka. Sulit untuk mengubah perilaku seseorang terhadap Ente, tetapi Ente perlu setidaknya mencoba.
7. Ente akan menerima pujian
Ketika seseorang menyakiti Ente di depan orang lain, bersikap baik kepada mereka tidak akan membuat Ente tampak lemah. Ini akan membuat orang lain mengetahui bahwa Ente adalah pribadi yang baik dan cerdas. Mereka pasti akan melihat ciri kepribadian ini dan mereka akan menghormati Ente, lebih dari sebelumnya. Selain itu, orang yang pernah menyakiti Ente akan melihat kebaikan Ente juga.
Memang, tak mudah bersikap baik dan ramah terhadap orang-orang yang pernah menyakiti. Butuh kebesaran jiwa dan lapang dada. Ini adalah tugas yang menantang, tapi cobalah untuk tidak menyakiti siapa pun sebagai bentuk balas dendam. Banyak orang berpikir bahwa kebaikan adalah tanda kelemahan, tapi itu tidak benar. Kahlil Gibran mengatakan, "Kelembutan dan kebaikan bukanlah tanda-tanda kelemahan dan putus asa, tetapi manifestasi dari kekuatan dan resolusi."
"JANGAN PERNAH MENGINGAT KESALAHAN ORANG PADA ANDA, INGATLAH KEBAIKANNYA SAJA KARENA ITU MEMBUAT ANDA TIDAK MEMBENCINYA"
No comments:
Post a Comment
Komennya yang baik dan sopan ya Bro....!!!